Beranda | Artikel
Niat Puasa Syawal Bolehkah Mulai Siang Hari? Syaikh Saad al-Khatslan #NasehatUlama
Rabu, 10 Mei 2023

Apakah sah niat sejak siang hari pada puasa 6 hari bulan Syawal?
Niat sejak siang hari pada puasa sunah adalah sah secara umum.
Namun, berkaitan dengan puasa sunah yang memiliki keutamaan tertentu,
pahalanya akan menjadi berkurang.

Yakni pelakunya tidak dapat meraih keutamaan yang terdapat pada amalan tersebut.
Sebagai contoh,
seandainya seseorang meniatkan Puasa Syawal sejak malam hari pada lima hari pertamanya.

Lalu pada hari keenam, ia meniatkan puasa pada pertengahan siang,
artinya ia hanya berpuasa selama lima hari setengah
bukan berpuasa enam hari.

Sedangkan Nabi ‘alaihis shalatu wassalam bersabda,
“Barang siapa yang puasa Ramadan, lalu melanjutkannya dengan 6 hari bulan Syawal, maka bagaikan berpuasa setahun.”

Dalam hal ini, puasanya tetap sah dan mendapat pahala atas puasanya,
tapi ia tidak dapat meraih keutamaan yang disebutkan di dalamnya,
yaitu puasa Syawal itu setara dengan puasa satu tahun.

Oleh sebab itu, orang yang ingin puasa 6 hari bulan Syawal, hendaklah ia meniatkannya sejak malam hari,
sehingga ia dapat meraih keutamaan yang disebutkan dalam hadis ini.

====

هَلْ تَصِحُّ النِّيَّةُ مِنَ النَّهَارِ فِي صَوْمِ السِّتِّ مِنْ شَوَّالٍ؟

النِّيَّةُ مِنَ النَّهَارِ فِي صَوْمِ النَّافِلَةِ تَصِحُّ عُمُومًا

وَلَكِنْ بِالنِّسْبَةِ لِصِيَامِ النَّافِلَةِ الَّذِي رُتِّبَ عَلَيْهِ فَضْلٌ خَاصٌّ

يَنْقُصُ الأَجْرُ وَالثَّوَابُ

يَعْنِي لَا يَحْصُلُ لَهُ الْفَضْلُ الْمُرَتَّبُ عَلَى هَذَا الْعَمَلِ

فَعَلَى سَبِيلِ الْمِثَالِ

لَوْ أَنَّهُ بَيَّتَ النِّيَّةَ مِنَ اللَّيْلِ فِي الْخَمْسَةِ الأَيَّامِ الأُولَى مِنَ السِّتِّ

وَفِي الْيَوْمِ السَّادِسِ أَنْشَأَ النِّيَّةَ مُنْتَصَفَ النَّهَارِ

مَعْنَى ذَلِكَ أَنَّهُ يَكُونُ قَدْ صَامَ خَمْسَةَ أَيَّامٍ وَنِصْف

وَلَمْ يَصُمْ سِتَّةَ أَيَّامٍ

وَالنَّبِيُّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ قَالَ

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

فَهُنَا صَوْمُهُ صَحِيحٌ وَيُؤْجَرُ عَلَيْهِ

لَكِنَّهُ لَا يَنَالُ الْفَضْلَ الْوَارِدَ فِي هَذَا الْحَدِيثِ

وَهُوَ أَنَّ صَوْمَهُ يَكُونُ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

وَلِذَلِكَ مَنْ أَرَادَ أَنْ يَصُومَ السِّتَّ فَيَنْبَغِي لَهُ أَنْ يُبَيِّتَ النِّيَّةَ مِنَ اللَّيْلِ

حَتَّى يَحْصُلَ عَلَى الْفَضْلِ الْوَارِدِ فِي هَذَا الْحَدِيثِ


Artikel asli: https://nasehat.net/niat-puasa-syawal-bolehkah-mulai-siang-hari-syaikh-saad-al-khatslan-nasehatulama/